10 May 2024 - 03:09 3:09

Tewasnya Abu Bakr al-Baghdadi, Berkah AS Kuasai Ladang Minyak Suriah

WartaPenaNews, Jakarta – Pentolan teroris ISIS Abu Bakr al-Baghdadi wafat gara-gara bom rakitan yang melekat di rompi yang menempel di tubuhnya. Dia memilih meledakkan diri dibandingkan dengan mesti diamankan oleh pasukan pribadi Amerika Serikat (AS), Delta Force.

Badan tokoh teroris nomor wahid yang kepalanya dihargai US$25 juta atau Rp350 miliar itu akhirnya dibuang ke laut oleh militer AS.

Selanjutnya, apa pekerjaan AS sudah tuntas pascakematian Abu Bakr al-Baghdadi? Jawabannya tidak. Pengakuan Presiden AS Donald Trump berikut ini yang ungkap tabir alasan sebenarnya AS ngotot memusuhi ISIS di Suriah.

Gak lama setelah memberitakan kematian Abu Bakr al-Baghdadi, dia meminta perusahaan minyak raksasa ExxonMobil dan Chevron segera menjalankan ladang minyaknya di Suriah.

ExxonMobil dan Chevron yakni dua perusahaan minyak AS yang bekerja di Timur Tengah. Donald Trump berkilah melindungi ladang-ladang minyak di Suriah yakni prioritas utama pemerintahannya biar tidak jatuh ke tangan militan ISIS.

‘Penyakit akut’ AS

Suriah memproduksi sekitar 380 ribu barel minyak perhari sebelum perang saudara di negara itu meletus delapan tahun lalu. Laporan IMF pada 2016 memperkirakan kalau produksi telah mengalami penurunan berubah menjadi cuma 40 ribu barel perhari.

Namun, segi lain, masyarakat Kurdi dibuat berang karena dibiarkan berjibaku sendirian menantang militer Turki. Walaupun sebenarnya Kurdi yakni sekutu pasukan AS di Suriah dalam memusuhi ISIS.

“Dahulu, minyak untuk mendanai ISIS dan mendukung masyarakat Kurdi. Sebab, ladang-ladang minyak itu pada dasarnya telah di rebut dari masyarakat Kurdi. Saat ini, minyak dapat mendukung kita. Yang akan aku melakukan di sini meminta ExxonMobil untuk pergi kesana dan manfaatkan sumber minyak itu dengan sebaik-baiknya,” papar Donald Trump.

Tinggalkan Kurdi tetapi melindungi ladang-ladang minyak di Suriah. Itu ‘penyakit akut’ AS untuk menyenangkan nafsu keinginan untuk sebuah maksud. Lagu lama kaset baru.

Dikarenakan, peristiwa sama sudah pernah terjadi pada 2003, dimana mereka menginvasi Irak, yang argumennya, negeri Seribu Satu Malam itu punyai senjata pemusnah massal.

Kemauan Donald Trump ini justru menimbulkan pertanyaan apa kuasai minyak Suriah yakni soal yang legal. Tetapi, Senator Lindsey Graham dari Partai Republik memperjelas kalau hal semacam itu tidak melanggar hukum internasional. Dia juga mendukung penuh langkah yang dilakukan Donald Trump.

“Dalam pandangan aku, apa yang dilakukannya hanya akal sehat kebijakan luar negeri. Ini yakni win-win,” tegas Graham. Dia pun mengatakan ladang-ladang minyak itu saat ini ada di tangan Pasukan Demokrat Suriah (SDF), yang merupakan Kurdi Arab dan sekutu AS.

Bahan perselisihan

“SDF pasti akan mendapatkan semakin banyak uang jika kita dapat memodernisasi ladang minyaknya,” jelas ia. Selain itu, sejumlah pengamat dan ahli mengatakan kalau langkah AS pingin kuasai ladang minyak di Suriah ‘sangatlah tidak bermoral’.

“Inspirasi kalau Amerika akan ‘menyimpan minyak’ di tangan ExxonMobil atau perusahaan AS yang lain tidak memiliki moral dan mungkin ilegal,” kata Jeff Colgan, seorang profesor pengetahuan politik dan studi internasional di Brown University.

Dia pun mengatakan perusahaan-perusahaan AS akan menantang sejumlah halangan praktis untuk bekerja di Suriah. Serta, mendapatkan ExxonMobil atau perusahaan minyak besar yang lain untuk meningkatkan minyak Suriah akan terkendala mengingat infrastruktur yang relatif terbatas dan output yang kecil.

Laurie Blank, direktur Center for International dan Comparative Law sebutkan, bukan cuma langkah hukum yang menyangsikan tetapi kirim pesan ke semuanya wilayah dan dunia kalau AS terus-terang pingin merampas minyak di Suriah.

“Presiden Donald Trump kelihatannya memfokuskan pikiran pada minyak karena masih menggunakan rencana lama tentang perang. Sebab jumlah faksi yang berperan dalam pergesekan di Suriah, seperti Rusia, Kurdi, tentara Suriah dan bahkan pejuang-pejuang Iran, menguasai ladang-ladang minyak tentu akan berubah menjadi bahan perselisihan,” bebernya.(mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
9 May 2024 - 16:32
Helm Keramat Berusia 2.500 Tahun Ditemukan

WARTAPENANEWS.COM – Helm logam berusia 2.500 ditemukan di situs arkeologi Gomile, Kroasia. Meski ditaksir sudah berumur ribuan tahun, kondisi helm itu masih sangat bagus. Melansir Live Science, Kamis (9/5/2024), para

01
|
9 May 2024 - 16:15
Ilmuwan China Menciptakan Virus Mutan Ebola

WARTAPENANEWS.COM – Ilmuwan China telah merekayasa virus mengandung Ebola di laboratorium. Hasilnya, virus tersebut bisa menimbulkan gejala mengerikan saat menginfeksi dan membunuh hamster. Virus mutan Ebola ini diciptakan oleh para

02
|
9 May 2024 - 15:39
Usai Pesta Miras, Pemuda di Bogor Tusuk Emak-emak

WARTAPENANEWS.COM – Polisi telah menaikkan status hukum pemuda berinisial T yang melakukan penusukan kepada emak-emak di Kota Bogor. Kini, T sudah ditetapkan polisi sebagai tersangka. "Sudah dinaikan menjadi tersangka," kata

03