WartaPenaNews, Jakarta -Â Walau seringkali dianggap lebih alami dan sehatkan, makanan mentah tetap beresiko menyebabkan masalah pencernaan. Lalu, amankan jika anak dengan skema kebal tubuhnya masih berkembang makan makanan mentah?
Kapan anak bisa makan makanan mentah?
Makanan mentah biasanya rendah kalori, tinggi serat, dan masih memiliki nutrisi komplet karena belum melalui pemrosesan benar-benar. Anda pun akan mendapatkan berbagai vitamin yang biasanya larut oleh air atau hilang dalam proses pemasakan.
Walau demikian, tidak kebanyakan orang dapat makan makanan mentah dengan aman. Merujuk pada Food and Drug Administration (FDA), makanan mentah semestinya tidak diserahkan kepada kelompok yang beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan.
Barisan beresiko tinggi terdiri atas beberapa orang yang lebih mudah terkena penyakit. Mereka memerlukan waktu lebih lama untuk pulih, perawatan lebih intens, dan lebih beresiko mengalami komplikasi yang beresiko.
Beberapa orang yang tidak dianjurkan makan makanan mentah ialah wanita hamil, anak kecil, lanjut usia, dan orang yang kebal tubuhnya alami penurunan. Skema kebal badan mereka tidak cukup kuat menantang bakteri pada makanan mentah.
Perubahan skema kebal badan anak berjalan perlahan-lahan sampai umur 2-3 tahun. Pada umur 4-6 tahun, skema kebal badan anak mulai mirip orang dewasa. Perubahan kembali bertambah saat anak mencapai waktu pubertas.
Sekalinya alami dan sehatkan, Sebaiknya anda tidak biarkan anak makan makanan mentah sebelum skema kebal tubuhnya benar-benar berkembang. Sesudah berumur 5-6 tahun, baru Anda bisa mengenalkan jenis makanan ini dengan aman.
Bahaya makan makanan mentah buat anak
Makanan mentah menaruh banyak bakteri dan virus pemicu penyakit. Berdasar jenis makanan dan mikroba di dalamnya, berikut deretan masalah kesehatan yang mengawasi anak jika makan makanan mentah:
1. Penyakit tifoid (tipes) dan muntaber
Ini merupakan satu diantara penyakit yang umum terjadi jika makan makanan mentah, termasuk pada beberapa anak.
Infeksi bakteri Salmonella ialah pemicu utama penyakit tifoid dan muntaber. Bakteri ini ada pada telur, ikan, buah yang belum dicuci, daging unggas yang belum dibuat, dan air yang terkontaminasi.
Tanda-tanda utama dari infeksi Salmonella ialah demam, nafsu makan alami penurunan, pusing, diare, dan mual dan muntah. Bila tidak diatasi, pasien bisa mengalami dehidrasi parah yang membahayakan jiwa.
2. Diare
Anak yang makan makanan mentah beresiko tambah tinggi mengalami diare. Pemicu utama diare ialah infeksi bakteri E. coli dari makanan terkontaminasi. Bakteri ini paling terdapat banyak pada daging, sayuran, dan susu mentah yang belum dipasteurisasi.
Orang dewasa biasanya akan pulih dalam beberapa waktu. Tetapi, beberapa anak bisa mengalami komplikasi berbentuk dehidrasi berat. Pada masalah yang parah, diare dapat menyebabkan sindrom hemolitik uremik yang ditandai dengan kegagalan peranan ginjal.
3. Hepatitis A
Makan makanan mentah membuat seseorang, termasuk anak Anda, beresiko terkena Hepatitis A.
Hepatitis A disebarkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Virus ini terdapat banyak pada makanan laut, sayuran mentah, dan makanan yang lama ada dalam suhu ruang tanpa dipanaskan kembali.
Tanda-tanda penyakit hepatitis A salah satunya ngilu perut, urine berwarna gelap, kulit terlihat kekuningan, demam, dan mual dan muntah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, ngilu otot, dan munculnya ruam gatal pada kulit.
Berlainan dengan orang dewasa, beberapa anak belum memiliki skema kebal badan yang sempurna. Bukannya memberikan faedah, makan makanan mentah justru bisa tingkatkan efek masalah kesehatan buat anak.
Bila Anda ingin memperkenalkan makanan mentah pada anak, tundalah sampai skema kebal tubuhnya tercipta sempurna. Ini bertujuan supaya anak dapat mendapatkan faedah makanan alami tanpa butuh kuatir akan efek masalah kesehatan. (mus)
