WartaPenaNews, Jakarta – Program vaksinasi COVID-19 segera dimulai oleh pemerintah Indonesia. Kota Malang menyatakan siap menjalankan vaksinasi hingga tahap keempat.
Kesiapan ini setelah rapat koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beberapa waktu lalu.
Pada tahap pertama, Wali Kota Malang Sutiaji akan disuntik vaksin. Dia bersedia menjadi orang pertama di wilayahnya yang disuntik vaksin. Bahkan dia bersedia disuntik bersama-sama dengan para wartawan yang dianggap bersentuhan langsung dengan pejabat publik.
“Saya ngikuti ajalah, sama media juga tidak apa-apa, bareng-bareng nanti (vaksinasi),” kata Sutiaji, Rabu, 6 Januari 2020.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan, vaksinasi pertama akan dilakukan secara simbolis. Setelah itu, ada empat tahapan vaksinasi dan mekanismenya sedang dirumuskan. Mekanisme dan informasi soal vaksinasi akan disosialisasikan ke masyarakat.
“Setelah secara nasional simbolis pada 13 Januari baru daerah menyusul di antara 14 hingga 15 Januari. Tahap satu itu tentu untuk tenaga kesehatan, prioritas pertama. Kedua itu adalah untuk mereka yang bertugas di layanan publik. Ketiga adalah masyarakat yang rentan, dan keempat adalah masyarakat lainnya. Ada 4 tahapan nantinya kita siap lakukan itu,” kata Husnul.
Jumlah dosis vaksin yang diterima oleh Kota Malang sampai kini belum valid. Setiap hari terus diperbarui demi memastikan tahap pertama yang menyasar tenaga kesehatan harus menjalani vaksinasi keseluruhan. Para tenaga kesehatan akan mendapat pesan singkat atau SMS dari Kemenkes untuk proses vaksinasi.
Pemkot Malang memastikan penerima vaksin sesuai dengan kriteria di masing-masing tahapan. Masyarakat umum yang masuk tahap keempat dipastikan tidak akan masuk ke tahap pertama bersama tenaga kesehatan. Semua kepala daerah diminta untuk mengantisipasi kerumunan saat vaksinasi.
“Kemudian yang harus ditata oleh kepala daerah supaya tahap 4 tidak masuk ke tahap 1. Ini bagaimana pengaturannya, diserahkan sepenuhnya kepada daerah untuk supaya tidak terjadi kerumunan di masyarakat,” ujarnya.
Husnul mengingatkan, meski tahap satu vaksinasi telah dilakukan, seluruh tenaga kesehatan maupun masyarakat tetap diminta untuk patuh dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Dia menyebut vaksin bukan akhir dari pandemi. Sebab, meski sudah divaksin COVID-19 belum berakhir.
“Bahwa vaksin ini bukan akhir dari segalanya. Jadi sekalipun divaksin, COVID-19 bukan berhenti. Vaksin ini hanya sebagai salah satu upaya untuk mencegah daripada penyebaran COVID-19, sehingga penekanannya, protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan, sekalipun sudah divaksin,” tuturnya. (mus)