WartaPenaNews, Jakarta – Studi menyebutkan, orang yang memiliki permasalahan gigi berlubang parah berisiko terkena penyakit jantung, hingga tiga kali lebih tinggi.
Karena itu, penting untuk memperhatikan perawatan gigi dan mulut pada skala prioritas, agar terhindar dari permasalahan yang lebih serius, termasuk kesehatan jantung. Hal ini dipaparkan konferensi pers virtual peluncuran Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2021, Kamis, 23/9/2021 di Jakarta.
dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, Sp. JP (K) FIHA, FAsCC, pakar Kardiologi RSJPD Harapan Kita/ Heartology CV Center Brawijaya Hospital Saharjo menerangkan, “Gangguan pada jantung, seringkali berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Endorkarditis terjadi ketika kuman masuk ke aliran darah, sehingga memicu peradangan dan kerusakan pada katup jantung yang menyebabkan kebocoran.
Foto : istimewa.
Kumpulan kuman yang menempel pada katup jantung dan menyebabkan kebocoran, jika menempel pada jaringan yang luka akan meningkatkan risiko infeksi lanjut, serta stroke. Sehingga diperlukan penanganan segera dan operasi katup, bahkan hingga perlu dilakukan penggantian katup jantung.
Kuman, salah satunya dapat berasal dari kondisi kesehatan gigi yang buruk seperti pada gigi berlubang parah. Endorkarditis bisa dicegah, termasuk dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Serta rutin 6 bulan sekali periksa gigi, “kata dr Ario.
Dalam perayaan BKGN 2021, kembali diaktifkan layanan nasional teledentistry nasional” Tanya Dokter Gigi by Pepsodent, ” yang bisa diakses melalui WhatsApp di 0878-8876-8880 selama November – Desember 2021.
Dr. drg. R.M. Sri Hananto Seno, Sp. BM (K)., MM, Ketua Umum Pengurus Besar PDGI menyatakan, “Layanan teletistry nasional di BKGN 2021, kini dilengkapi dengan fitur video call, sehingga masyarakat dapat berkonsultasi secara aman, nyaman dan akurat.
Foto : istimewa.
Jika dibutuhkan penanganan lebih lanjut, masyarakat tidak perlu ragu bahkan khawatir untuk berkunjung ke dokter gigi, karena dokter telah dibekali dengan petunjuk teknis Pelayanan Gigi dan Mulut di fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada Masa ‘Adaptasi Kebiasaan Baru’ secara merata. ” (bud)