WartaPenaNews, Jakarta – Duta Besar RI untuk RRT, Djauhari Oratmangun mengunjungi Xiaomi Campus, Beijing yang terletak di kawasan Xi’erqi, Distrik Haidian pada hari Senin, 18 November 2019. Kampus baru ini menjadi salah satu pusat riset dan pengembangan produk Xiaomi termasuk produk berteknologi 5G dan artificial intelligence. Xiaomi berdiri sejak tahun 2010 dan saat ini memiliki lebih dari 20 ribu orang pekerja di seluruh dunia. 1600 di antara para stafnya berasal dari berbagai negara di luar RRT dan bekerja di kampus-kampus Xiaomi di RRT dan berbagai lokasi di dunia.
Dalam diskusi dengan Vice President Public Affairs – International Affairs, Christine Wong dibahas mengenai rencana Xiaomi untuk memperluas jaringan bisnis dan investasi di Indonesia. Sejak hadir di Indonesia tahun 2014, Xiaomi berkembang dengan cepat dari perusahaan dengan hanya 20 staf hingga sekitar 2000 orang saat ini. Staf utama Xiaomi Indonesia kini berjumlah sekitar 100 orang dan pabrik telepon seluler Xiaomi di Batam memperkerjakan lebih dari 2000 pekerja. Produksi perdana pabrik Xiaomi di Indonesia terlaksana bulan Februari 2017 yaitu ponsel Redmi 4A.
Diakui oleh Christine Wong bahwa Indonesia adalah patner luar negeri paling penting bagi Xiaomi. Oleh karena itu Xiaomi juga bekerja sama dengan semakin banyak pihak di Indonesia. Xiaomi pernah menyelenggarakan Suppliers Summit pada tahun 2018 di Batam dan MIDC (Xiaomi Developers Confererence) pada bulan September 2019 lalu di Jakarta. MIDC sukses menarik kehadiran banyak start up Indonesia dan developer individual untuk berbagi ide mengenai pengembangan teknologi. Dalam kaitan ini, Dubes Djauhari mengajak Xiaomi untuk terus berkolaborasi dengan start up di Indonesia serta merekrut generasi muda kreatif Indonesia.
Di tahun 2020 mendatang Xiaomi akan meluncurkan serangkaian produk baru di Indonesia. Dubes Djauhari menyampaikan bahwa rencana ini perlu dibarengi dengan perluasan jaringan bisnis dan investasi baru di Indonesia. Melihat demografi dan proyeksi kemajuan ekonomi Indonesia maka Xiaomi harus menanamkan modal lebih besar di Indonesia. Christine Wong menimpali bahwa Xiaomi akan berinvestasi dengan membuka lebih banyak Mi Stores dan bekerja sama dengan lebih dari 2000 toko penjual ponsel di seluruh Indonesia. Investasi lainnya adalah dengan membuka gerai layanan purna jual dan perbaikan produk.
Diskusi juga membahas realisasi visi Xiaomi untuk memberi produk terbaik dengan harga yang layak. Walau lebih dikenal sebagai produsen telepon seluler namun pemasukan terbesar Xiaomi kini dari layanan berbasis internet. Perkembangan ini karena Xiaomi menyiapkan ekosistem yang didukung berbagai produk pendukung. Xiaomi berharap visi ini bisa dicapai melalui teknologi 5G, artificial intelligence, dan internet of things.
Kunjungan diakhiri dengan melihat contoh smart home Xiaomi yang menggabungkan ketiga teknologi tersebut. (cim)