WartaPenaNews, Jakarta – Setahun berturut turut PT.Xynexis International berhasil memperoleh penghargaan bergengsi dibidang IT Teknologi dalam dan luar negeri, sebuah prestasi yang cukup membanggakan bagi perusahaan yang telah berkecimpung selama 14 tahun dalam bisnis IT khususnya pengembangan sistem siber sekuriti  Indonesia, di apresiasi dan dilihat banyak orang, khususnya masyarakat pengguna, baik korporasi maupun instansi pemerintah.
Di tahun 2018, Xynexis memperoleh penghargaan Top Local Bussines Solution dalam ajang award Top IT & Telco, yang di gelar Majalah It Work di Jakarta dan Asia’s Business Leader of the Year Awards pada bulan Agustus, 2019 di Singapura. Pada ajang Asia’s Business Leader of the Year Awards tersebut panitia melihat dan memilih perusahaan yang memiliki kekuatan, inovasi, dan visi ke masa depan yang bisa memberikan perubahan positif di perusahaan yang berkembang di Asia.
“Suatu kebanggaan tersendiri yang Saya rasakan tentunya, dimana hasil kerja keras team Xynexis ternyata dilihat publik dan di apresiasi banyak orang.serta kepercayaan yang sudah di berikan publik, tentu menjadi sebuah acuan dimana Xynexis selama ini selalu menjaga kualitas (core value) menjadi hal yang dijunjung tinggi dan nomer satu dalam berbisnisâ€Â ujar Eva Noor, selaku CEO PT Xynexis Internasional, yang mengaku mendapat penghargaan tahun kedua di acara TOP DIGITAL Awards 2019 yang berlangsung di Golden Ballroom, The Sultan Hotel Jakarta pada hari rabu Rabu, 27 November 2019.
Menurut M. Lutfi Handayani, MM, MBA, Ketua Penyelenggara TOP DIGITAL Awards 2019 sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah It Works dan portal berita itworks.id menjelaskan, bahwa kegiatan ini bukan sekedar ajang penghargaan semata, namun ada aspek pembelajarannya bagi peserta.
“Saat mengikuti tahapan Wawancara Penjurian, dimana peserta melakukan presentasi dan tanya jawab dihadapan Dewan Juri TOP DIGITAL Awards 2019, ada sesi Nilai Tambah. Dalam sesi ini, Dewan Juri memberikan masukan dan saran/ rekomendasi kepada para peserta, tentang pengembangan solusi TI dan transformasi digital yang perlu mereka lakukan kedepan,†tambah M. Lutfi Handayani.
“Saran dan masukan yang diberikan meliputi tata kelola TI, infrastruktur TI untuk mendukung teknologi digital, dan implementasi TI dan teknologi digital dalam bentuk solusi atau aplikasi,†jelasnya.
Dalam acara TOP DIGITAL Awards 2019, menurut Prof. Dr-Ing. Ir. Kalamullah Ramli, M.Eng., atau yang akrab dipanggil Prof. Muli, Ketua Dewan Juri acara ada beberapa temuan penting terkait implementasi TI dan transformasi digital yang diperoleh dewan juri dari para peserta, antara lain : IT Security, masih belum menjadi prioritas sebagian peserta. Serangan terhadap keamanan sistem IT harus diwaspadai. Aktivitas operasional kita jangan sampai terganggu atau bahkan berhenti, hanya karena sistema keamanan IT kita masih lemah.
Sementara itu, Kepala Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN), Hinsa Siburian mengajak semua pihak untuk membangun kapasitas dan kapabilitas serta berkolaborasi dalam menghadapi ancaman siber, demi mewujudkan dunia siber dan aman.
Hal tersebut disampaikan saat memberikan keynote speech di acara Top Digital Awards 2019.
Menurut Eva Noor, Teknologi informasi merupakan salah satu pendorong transformasi digital, dan data telah menjadi aset utama dalam ekonomi digital akan tetapi disisi lain bisa menjadi target untuk peretas.Sekarang ini Kita hidup di dunia yang sangat terhubung/hyper connected, ini juga terjadi di dunia bisnis dan perdagangan sudah tidak bisa di hindari.
Sementara dunia yang hyper connected tersebut membuka banyak peluang bagi konsumen, pedagang, bank dan juga penjahat dunia maya. Penjahat dunia maya akan selalu mencari kerentanan di jaringan digital untuk mendapatkan uang.
Garda pertahanan terdepan perusahaan untuk menjaga resiko diatas adalah Sumber Daya Manusianya (SDM). Sekarang ini yang dihadapi dunia industri adalah kekurangan talent di siber sekuriti, serta jenjang karir dan juga apresiasi yang masih kurang dari manajemen.
“Teknologi sangat cepat sekali berkembang jika mereka bisa sejak awal bisa mempelajarinya langsung di industry, tentu akan dengan sendirinya memperkecil skill gap,†ujar Eva.
Untuk itu menurut Eva,yang perlu dilihat adalah bagaimana membuat lulusan dari universitas atau sekolah lebih banyak dan lebih siap pakai di dunia industry, agar persoalan keamanan siber menjadi lebih kuat. Dan untuk menjadi siap itu adalah memungkinkan siswa untuk keluar dari ruang kelas dan memiliki kesempatan mendapatkan pengalaman langsung sejak awal dari sebuah industri dan permasalahan teknis dilapangan.
“Pekerjaan Rumahnya banyak tetapi pemerintah sudah mulai membenahi step by step dengan adanya peta okupasi keamanan informasi langkah awal yang bagus sekali, dan Xynexis dengan Program Born To Protect dalam pencarian bakat di dunia siber sekuriti akan mulai lagi pencahariannya di tahun depan,â€ujar Eva Noor. (cim)