WartaPenaNews, Jakarta – Direktur Eksekutif CERI Yusri Usman mengapresiasi kinerja KPK yang telah menetapkan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir sebagai tersangka kasus dugaan suap proyek PLTU Riau 1.
Sofyan diduga telah menerima uang dari Johanes Budisutrisno Kotjo selaku pemegang saham Blackgold Natural Resources Ltd.
“Meskipun terlambat penetapan tersangka Sofyan Bayir oleh KPK, namun kita harus mengapresiasi kinerja KPK dalam mengungkap kasus ini,” kata Yusri dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (24/4/2019).
Yusri menbatakan, kasus ini tak hanya menyeret Sofyan Basir jadi tersangka mengingat sejumlah pihak ikut terjerat kasus ini. Ia juga menduga Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN Supangkat Iwan Santoso ikut terlibat dalam proyek tersebut.
Penyidik KPK sudah pernah memeriksa Nicke Widyawati sebagai saksi terkait kasus suap PLTU Riau 1 dengan tersangka Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eni Saragih pada, 17 September 2018.
Nicke dimintai keterangan oleh penyidik terkait jabatannya selaku Direktur Perencanaan PT PLN ketika proyek PLTU Riau-1 baru proses perencanaaan. KPK juga mengendus Nicke pernah melakukan pertemuan dengan Eni Saragih.
Yusri juga menyebut Nicke yang kala itu menjabat sebagai direktur perencanaan strategis 1 PLN mengetahui proses perencanaan proyek PLTU Riau 1. Diduga Nicke punya peran penting dalam memenangkan peserta tender proyek tersebut.
Ia pun berharap KPK bisa mengungkap kasus lainnya dalam proyek pembangkit 35 ribu MW yang memiliki modus yang sama dengan kasus PLTU Riau 1.
Kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap Eni Saragih terkait kasus suap PLTU Riau 1.
Eni telah terbukti menerima Rp4,75 miliar dari Kotjo selaku pemegang saham Blackgold Natural Resources. Uang itu diterima Eni untuk membantu Kotjo mendapatkan proyek Independent Power Producer (IPP) PLTU Riau 1. (rob)
