19 April 2024 - 21:04 21:04

Ekspor Tempe Dinilai Tak Mampu Tingkatkan Neraca Perdagangan

WartaPenaNews, Jakarta – Pemerintah berencana akan melakukan ekspor tempe. Polemik pun terjadi, karena ekspor tempe dinilai tidak akan meningkatkan neraca perdagangan Indonesia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, Indonesia sedang mempersiapkan untuk ekspor tempe ke luar negeri. Ini adalah pertama kali dilakukan Indonesia.

Enggartiasto mengungkapkan, ekspor diinisiasi oleh Gabungan Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Gakoptindo). Namun Enggartiasto belum bisa bicara banyak ke mana saja tujuan ekspor tempe. Selain itu, kata mendag, saat ini Gakoptindo tengah mencari cara bagaimana tempe bisa bertahan lama.

“Jadi kita mesti temukan teknologi pangannya supaya gimana itu bisa awet. Tempe, makanan terenak di dunia. Saya tiap hari mesti ada tempe tahu,” ucap Enggartiasto di Jakarta, Jumat (1/2) lalu.

Menanggapi pemerintah berencana mengimpor tempe, pengamat pertanian Dwi Andreas Santosa menilai, impor tempe tak akan akan mampu mendorong neraca perdagangan RI. Dia mencatat, neraca perdagangan Indonesia minus sebesar 7,8 miliar dolar AS di 2018.

“Iya sah-sah saja impor tempe. Gak masalah bisa-bisa saja. Hanya saja tidak signifikan (buat neraca perdagangan),” kata Dwi.

Dia menjelaskan, dari sisi volume matrik ekspor tempe tidak akan meningkatkan neraca perdagangan. Karena, menurut dia, tempe tidak bisa disimpan dalam waktu lama dan pasar ekspor terbatas hanya di Singapura dan Malaysia. “Kalau ke Eropa, Eropa saja bikin (tempe) sendiri,” ujarnya.

Sementara pemerhati pertanian Juli Yulianto mengatakan, selama ada permintaan dari luar negeri, ekspor tempe bisa menghasilkan devisa.

“Artinya kita keluar devisa untuk impor kedelai, tapi bisa menghasilkan devisa dari ekspor tempe. Namun memang persoalannya bahan baku tempe kita masih banyak dari kedelai impor,” ujar Juli.

Nah, kata Juli, Ini yang harus pemerintah selesaikan dan menjadi pekerjaan rumah bagaimana agar kita bisa memenuhi bahan baku tempe tersebut dari dalam negeri. Apalagi kedelai untuk tempe berbeda dengan untuk tahu. Biasanya pelaku industri tempe lebih menginginkan biji kedelai yang besar.

“Untuk itu, bagaimana caranya pemerintah bisa mendorong produksi kedelai dengan standar yang sesuai dengan industri tempe yakni yang bijinya besar. Varietas unggul kedelai biji besar di Indonesia sebenarnya sudah ada di Grobogan, Jawa tengah yang merupakan salah satu sentra kedelai nasional sudah ada rumah tempe higenis,” tutur dia.

“Sayangnya memang upaya mendorong peningkatan produksi kedelai nasional tidak mudah karena adanya persaingan lahan dengan komoditas lainnya seperti jagung dan padi,” tambahnya. (dbs)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
17 April 2024 - 14:51
Kemhan Kembali Beli Kapal Perang

WARTAPENANEWS.COM -  Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontak pengadaan kapal perang canggih fregat jenis FREMM (Frigate European Multi-Mission). Total ada dua unit kapal yang dibeli Kemhan. Kemhan RI menjelaskan, pengadaan kapal

01
|
17 April 2024 - 14:11
Diduga Sakit Hati, Suami Bunuh Istri dengan 17 Tusukan

WARTAPENANEWS.COM -  Sakit hati gegara orangtuanya kerap dihina, seorang suami di Kabupaten Pelalawan, Riau nekat menghabisi nyawa istrinya dengan menikam 17 tusukan di kamar mandi rumah saudaranya. Dalam hitungan jam,

02
|
17 April 2024 - 13:14
Satu Terduga Pembunuh Pria Bersimbah Darah di Sampang Ditangkap

WARTAPENANEWS.COM - Polisi berhasil mengamankan satu pelaku dugaan pembunuhan di Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Sampang Madura, Rabu (17/4/2023). Peristiwa berdarah itu menimpa korban IA (26) warga banyusokah, Kecamatan Ketapang, Sampang,

03