19 May 2024 - 09:09 9:09

Kala Dua Bunga Bangsa Sentil Pemangku Kepentingan Enggan ke Dokter Gigi dan Abai Aspek Kesehatan

wartapenanews.com  – Ada warna baru kala Unilever Indonesia menyelenggarakan webinar ‘Bincang Tokoh Inspiratif, Gigi dan Mulut Sehat Kunci Hidup Berkualitas’ yang menghadirkan mantan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., M.P.H.,serta Prof.Dr. dr Nila Moeloek, Sp.M (K).

Setelah mendengarkan beragam permasalahan, kendala, serta upaya yang dilakukan oleh Unilever Indonesia melalui kampanye ‘Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi, Konsultasi Gigi Sekarang’ ” yang berkolaborasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) kedua ibu sekaligus eyang putri memberikan solusi terbaik untuk mengentaskan permasalahan tersebut, sambil menceritakan hal-hal apa yang telah dilakukan dengan gigi mereka yang sampai sekarang masih terlihat utuh, rapi, putih, serta sehat.

dr. Naf menekankan pentingnya kebiasaan baik akan nilai-nilai kesehatan sudah diterapkan sejak anak kecil. Mulai menyikat gigi rutin dua kali sehari, mengurangi makanan manis, serta memperhatikan aspek kesehatan lainnya. Saat kecil dr. Naf dibiasakan mendisiplinkan diri oleh ibunya. Pun saat ke sekolah gurunya yang berkewarganegaraan Belanda rutin memeriksa gigi dan tangannya.

“Karena mendapat pengawasan ketat, saya merasa takut jika mengabaikannya. Agar ia disiplin menyikat gigi, orang tuanya menakut-nakuti dirinya agar jangan sampai ke dokter gigi. Dokter akan mengebor gigi atasnya hingga ke otak saat melakukan tindakan. Agar tidak ke dokter gigi, ia dilarang untuk makan makanan yang manis-manis.

Prof. Nila Moeloek, gigi dan mulut yang terawat menunjang penampilan seseorang.

Jangan makan makanan manis, ingat dokter gigi akan mengebor gigimu,” seru orang tuanya yang terngiang-ngiang sampai sekarang, “kata dr. Naf mengenang.

“Sebagai orang Makassar, saya pemberani, tidak pernah takut apapun, namun hingga sekarang hanya satu yang saya takutkan, bila harus ke dokter gigi, “ujarnya sambil tertawa.

Karena tak ingin sakit, dr. Naf rutin dan sangat teliti saat membersihkan gigi dan mulut, terutama setelah makan dan sebelum tidur.

Menurut dr. Naf apa yang dilakukan oleh orang tuanya yang menakut-nakuti dirinya, mungkin sudah tidak relevan lagi dengan zaman, tapi ada hikmah yang bisa diambil, bahwa peran orang tua dan eyang dapat memengaruhi anak untuk melaksanakan kebiasaan rutin menggosok gigi sedari kecil.
Karena usia dini merupakan usia yang paling mudah diajarkan, memahami, mengingat semua permasalahan kesehatan, “ujarnya.

dr. Naf mengenang semasa mahasiswi saat berusia 18 tahun ketika mengikuti program pertukaran mahasiswa ke luar negeri, ia dipuji oleh orang tua angkatnya tempat ia tinggal dan belajar budaya.

drg. Ratu Mirah Afifah, ‘Jangan Tunggu Sakit Gigi, Konsultasi Gigi Sekarang.’

“Saya disanjung memiliki senyum yang manis karena gigi yang bersih dan rapi. Ia pun dibanding-bandingkan dengan remaja seusianya di negara tersebut yang sebagian besar giginya kuning karena sering merokok.”

Berbeda dengan dr Nafsiah, Prof Nila merasa bukan tipikal anak yang apik.
“Saya ingat, ibu senantiasa membanding-bandingkan dirinya dengan kakaknya yang selalu apik dan disiplin.

Saya suka malas kalau harus minum susu dan berpenampilan rapi. Saking geregetan, ibu menyuruh saya untuk berbusana layaknya hendak pergi ke pesta, disuruh bersepatu. Tapi saya tidak diajak ke luar, hanya di rumah, kemudian disuruh tidur.”

“Ketika dewasa saya sadar, ada hal baik yang ingin diajarkan lewat kebiasaan selama di rumah, bahwa sebagai anak kita harus mengikuti apa-apa yang diajarkan orang tua. Walau merasa tidak apik, soal merawat gigi, Prof. Nila mengaku rutin menggosok gigi pagi dan malam. Hingga sekarang ia rutin konsultasi serta memeriksakan gigi ke dokter gigi yang biasa menanganinya. ”

Lebih lanjut Prof. Nila mengatakan, “Kesehatan gigi merupakan aspek estetika dari penampilan seseorang. Bayangkan deh kalau gigi kita ompong saat masih muda, sudah tentu penampilan kita akan menjadi bahan tertawaan. Apalagi kalau mulut berbau, wah… ga banget ya. Serta akan memengaruhi produktivitas karena orang jadi malas berinteraksi dengan kita.”

Berbicara soal minimnya profesi dokter gigi di Indonesia yang keberadaannya pun tidak merata tentunya harus diurai dan dicari akar permasalahannya.

“Biaya kuliah di fakultas kedokteran gigi terbilang mahal, demikian juga peralatan medis, serta obat-obatan yang masih mahal. Perlu diupayakan untuk menciptakan perawat-perawat gigi yang nantinya bisa ditugaskan ke berbagai pelosok Indonesia yang sulit mengakses fasilitas kesehatan. Tapi Prof. Nila mempertanyakan bila ketersediaan perawat gigi sudah memadai, namun tidak ditunjang dengan peralatan medis untuk gigi, ya sama saja tidak artinya. Bagaimana mereka harus bekerja kalau peralatannya tidak tersedia. ”

“Seharusnya pemerintah lebih optimal memberikan dukungan kepada upaya-upaya yang bertujuan untuk membantu akses kesehatan gigi masyarakat. Saya tahu khususnya ketika menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Unilever Indonesia memiliki komitmen tinggi terhadap upaya, serta akses kesehatan berkelanjutan. ”

“Kami mengapresiasi upaya-upaya yang telah dilakukan oleh PT Unilever Indonesia Tbk yang telah memfasilitasi masyarakat dengan beragam produk berkualitas, dilanjutkan dengan campaign guna menggugah pemahaman, serta kesadaran masyarakat. Namun upaya tersebut seperti jalan ditempat, jika permasalahan kesehatan gigi dan mulut masih banyak ditemukan. Apalagi fakta yang dipaparkan bahwa di usia 65 tahun masyarakat Indonesia sudah kehilangan 11 giginya.

Kolaborasi tentu saja harus ditingkatkan, selain dengan PDGI perlu diperluas jejaringnya utamanya dengan menghadirkan perak aktif pemerintah pusat dan daerah. ”

“Yang memungkinkan pada saat sekarang dengan mengaktifkan kembali keberadaan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang seharusnya menjadi materi pelajaran atau kegiatan ekstra kurikuler dengan materi yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Tak hanya itu, peran guru harus hadir diantaranya dengan melakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara rutin siswa didiknya.

Saya rasa tidak ada hal yang sulit jika ada kesadaran, serta kemauan untuk menciptakan siswa yang sehat dan berprestasi di sekolah, “kata Prof. Nila.

drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia mengapreasi masukan dari dua tokoh perempuan nasional yang sebagian telah dilaksanakan dan ke depan akan lebih ditingkatkan.

drg. Usman Sumantri, kondisi kesehatan gigi dan mulut berhubungan dengan penyakit sistemik seperti jantung dan sebagainya.

drg. Ratu Mirah mengatakan, “Kami bersama PDGI terus menyuarakan pentingnya merawat gigi dan mulut secara tepat, serta rutin berkonsultasi ke dokter gigi melalui kampanye, ‘Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi, Konsultasi Gigi Sekarang.’ ”

drg. Usman Sumantri, MSc, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) memaparkan, “Kondisi kesehatan mulut dan gigi berhubungan dengan kejadian penyakit sistemik seperti jantung, ginjal, stroke dan diabetes. Serta berkaitan pula dengan kualitas hidup seseorang, karena dapat memengaruhi kenyamanan saat makan, tidur, berinteraksi sosial, serta rasa percaya diri.(mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
18 May 2024 - 12:19
Sosok Ayah Pacar Vina Cirebon Ternyata Seorang Perwira Polisi

WARTAPENANEWS.COM –  Ternyata sosok ayah pacar Vina Cirebon yang tewas dibunuh seorang Perwira Polisi. Diketahui, kasus Vina kembali jadi perhatian masyarakat setelah diangkat ke layar lebar pada 2024 dengan judul

01
|
18 May 2024 - 11:17
Gegara Perang Gaza, Ada Perpecahan Dalam Kabinet Israel

WARTAPENANEWS.COM –  Satu demi satu perpecahan dalam kabinet Israel terkait perang di Gaza mulai terungkap. Menteri Pertahanan Yoav Gallant secara terbuka menuntut strategi yang jelas dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu,

02
|
18 May 2024 - 10:15
Pejabat Kemenhub yang Buat Sumpah Sambil Injak Al-Quran, Dilaporkan ke Polisi

WARTAPENANEWS.COM – Pejabat Kementerian Perhubungan bernama Asep Kosasih dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penistaan agama. Laporan itu dibuat berdasarkan sebuah video viral yang menampilkan Asep sedang melakukan sumpah

03