27 April 2024 - 05:06 5:06

Kisah Importir Dipaksa Jual Kedelai di Bawah Harga Pasar

WartaPenaNews, Jakarta – Importir kedelai yang tergabung dalam Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) merasa dipaksa menjual harga kedelai di bawah harga pasar untuk tahu dan tempe oleh pemerintah. Sebab, adanya permintaan operasi pasar oleh Kementerian Pertanian.

Sebagaimana diketahui, operasi pasar tersebut digelar Kementan sejak 7 Januari 2021 dan kedelai akan dijual ke pengrajin seharga Rp8.500 per kilogram. Kedelai bukan berasal dari Gudang Kementan melainkan dari stok para importir.

Ketua Akindo Yus’an mengatakan, harga kedelai internasional sebenarnya sangat transparan dan bisa langsung diketahui atau pun dihitung oleh para pengrajin tahu tempe di Indonesia. Karenanya, dia merasa dipaksa.

“Pihak importir dipaksa menjual di bawah harga penjualan,” kata dia saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Rabu, 20 Januari 2021.

Yus’an mengklaim, karena pengrajin tahu dan tempe bisa menghitung keseluruhan biaya harga jual dari kedelai impor, maka harga komoditas tersebut tidak bisa dipermainkan atau hasil spekulasi dari para importir kedelai.

“Karena dia tahu persis harga jual kedelai betul-betul. Bisa dihitung secara transparan dari AS, angkutan freight, sampai ke dalam negeri. Kita tidak bisa spekulasi,” tutur Yus’an.

Di sisi lain, dia melanjutkan, pihaknya semakin merasa terbebani dengan adanya rencana pemerintah untuk mewajibkan mereka memberikan bantuan pendampingan petani untuk memaksimalkan produksi kedelai dalam negeri. Padahal, ditegaskannya, mereka bukan ahli pertanian.

“Importir tidak punya ahli pertanian tiba-tiba diwajibkan untuk membina petani. Di mana logikanya itu, bagaimana kita biayai pertanian ini,” ungkap dia.

“Kita bukan ahli pupuk, bukan ahli tanaman, kita ahli menjual efisiensi pengangkutan, ya kita bisa melakukan. Tapi kalau dibebani dengan bina petani itu suatu unit sendiri,” tegas Yus’an.

Yus’an pun mengungkapkan kondisi sebenarnya yang terjadi di negara-negara produsen kedelai utama, seperti AS dan Brasil. Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi saat ini memang disebabkan banyak faktor.

Untuk di Brasil, katanya, memang produk pertanian di sana sedang tertekan akibat adanya fenomena cuaca La Nina. Sedangkan di AS, akibat adanya permintaan impor yang tinggi dari pasar China sehingga stok mereka juga tidak mencukupi.

“Stok kedelai di AS jadi tipis akibat pembelian dari China. Itulah sehingga harga pun ikut naik dalam negeri, memang keadaan internasional sedang begitu,” ucap dia. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
26 April 2024 - 18:53
Sharp Indonesia Umumkan Pemenang Program Sharp Lovers Day-Sharp Fiestapora

WARTAPENANEWS.COM –  Kampanye penjualan besutan Sharp Indonesia bertajuk Sharp Lovers Day – Fiestapora telah berakhir akhir Maret 2024 lalu. Sukses dilaksanakan sejak tujuh tahun silam, Sharp Lovers Day hadir guna

01
|
26 April 2024 - 12:10
Usai Dicekoki Ekstasi & Sabu, Remaja di Hotel Senopati Meregang Nyawa

WARTAPENANEWS.COM – Polisi menyebut remaja berusia 16 tahun yang tewas di salah satu hotel kawasan Senopati, Jakarta Selatan, sempat dicekoki beberapa jenis narkoba. "Baik korban yang meninggal atau pun hidup,

02
|
26 April 2024 - 11:12
Imbas Kebrutalan Israel, Begini Suasana Kota Hantu di Palestina

WARTAPENANEWS.COM – Belum ada tanda tanda kapan Israel akan menghentikan kekejaman yang mereka lakukan di tanah Palestina. Mereka tidak saja menghilangkan puluhan ribu nyawa, menghancurkan gedung, membatasi ibadah umat Islam

03