Jakarta, WartaPenaNews – Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan alasan Indonesia memprioritaskan membeli vaksin corona buatan China ketimbang negara lain. Menurut Erick, awalnya pemerintah Indonesia menghubungi Amerika dan Eropa yang juga merupakan produsen vaksin. Tapi sayangnya, negara tersebut tidak memberikan respons.
“Justru pemerintah China dan Uni Emirat Arab (UEA) yang memberikan respon positif. Pemerintah Indonesia pun langsung gerak cepat untuk melakukan pengadaan vaksin dari kedua negara tersebut,†beber Erick saat rapat bersama Komisi VI DPR RI, seperti dikutip dari laman kumparan.com, Rabu (20/1/2021).
Proses penjajakan ke kedua negara produsen vaksin ini juga semakin mudah lantaran didukung background hubungan dagang yang baik antara Indonesia dengan China dan Indonesia dengan Arab.
Setelah mendapatkan respon, akhirnya delegasi Indonesia pun bertemu dengan BUMN China dan BUMN UEA. Bahkan delegasi Indonesia juga sempat bertemu dengan pihak swasta dari China dan Arab.
“Dari penjajakan itu lah kami tugaskan Bio Farma untuk melakukan penjajakan vaksin,†ujar Erick.
Akhirnya Bio Farma dari Indonesia dan Sinovac dari China sepakat menjalin kerja sama pengadaan vaksin lewat impor. Sinovac mengekspor vaksin dalam tiga tahap ke Indonesia.
Pertama, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin jadi pada 6 Desember 2020. Kedua, sebanyak 1,8 juta dosis vaksin jadi pada 31 Desember 2020. Ketiga, sebanyak 15 juta vaksin dalam bentuk bahan baku alias bulk pada 12 Januari 2021 lalu. (rob)
