WartaPenaNews, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui masih ditemukan sejumlah logistik yang mengalami kerusakan di beberapa daerah. Berdasarkan hasil penyortiran sejumlah logistik ditemukan rusak di antaranya meliputi kotak suara, bilik suara, segel, dan tinta.
Komisioner KPU Ilham Saputra mengatkan, pihaknya telah menyelesaikan produksi logistik untuk pemilu 2019. KPU sendiri memproduksi 4.060.079 kotak suara, 2.117.482 bilik suara, 83.488.532 segel, dan 1.610.148 tinta. Dari jumlah itu, sebanyak 7.723 kotak suara, 3.496 bilik suara, 7.588.766 segel serta 394 tinta ditemukan rusak.
Selain itu terdapat juga 1.166 kotak suara, 3.496 bilik suara, dan 101.698 segel yang kurang pengirimannya. Ilham memastikan semua kerusakan itu akan diganti oleh pihak KPU. “Ketika kemudian dilaporkan, yang dilaporkan rusak-rusak itu segera kami ganti,†ujarnya.
KPU juga sudah membuat kriteria logistik mana yang dikategorikan rusak, dan mana yang masih bisa ditolerir, “Di situ ada satker (satuan kerja) juga kan di situ, ada KPU kabupaten,†imbuhnya.
Sebelumnya, Ilham mengatakan pihaknya mendistribusikan 921 juta lembar surat suara. Namun pengadaan logistik di sejumlah daerah masih menemui kendala, seperti di Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
“Untuk Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah penyedia ada kesalahan perencanaan mengenai bahan baku kertas, saat ini sedang berproses,†kata Ilham.
Penyedia surat suara untuk dua daerah tersebut adalah PT Adi Perkasa Makassar. Ilham berjanji pihaknya bakal mengupayakan pendistribusian surat suara di daerah itu akan selesai tepat waktu.
Terpisah, Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi menuturkan, pihaknya menargetkan keseluruhan distribusi bisa mencapai 100 persen pada tanggal 30 Maret 2019, termasuk penggantian surat suara hasil sortir.
“Kalau lihat di TV, ada surat suara rusak angan berpikir aneh-aneh. KPU kabupaten/kota tugasnya menyortir untuk dilaporkan (surat suara yang rusak) ke KPU pusat. Lalu KPU pusat melaporkan ke pabrik penyedia untuk mengganti tanpa konsekuensi penambahan anggaran sedikit pun,” jelas Pramono. (*/dbs)