WartaPenaNews, Jakarta – Nian Gao menjadi satu, dari 12 jenis kue wajib pada perayaan Tahun Baru Imlek. Di Indonesia, Nian Gao tampil dalam beragam warna, bentuk dan rasa. Walau tradisi menyajikan kue klasik masih dipercaya masyarakat Tionghoa dapat membawa kebaikan. Harapan baru dalam hidup seperti pada bisnis, karir, jodoh dan kesehatan.
Tradisi Saat Krisis Pangan
Awalnya, Nian Gao merupakan santapan masyarakat Tiongkok kuno pada saat peralihan musim dingin ke musim semi. Masa-masa susah untuk mendapatkan bahan pangan terlewati dengan sajian Nian Gao yang dianggap nikmat serta mengenyangkan.
Dalam perkembangannya kemudian, Nian Gao diperuntukan sebagai sesaji kepada leluhur pada 7 hari menjelang Tahun Baru Imlek. Dan tidak akan dimakan hingga Cap Go Meh, hari ke 15 setelah Imlek.
Nian Gao (bahasa Mandarin) diterjemahkan sebagai kue keranjang, mengacu kepada bentuk cetakan kue menyerupai keranjang.
Kue Perlambang
Bahan utama kue terbuat dari tepung ketan, dan gula pasir. Warna kue yang bervariasi dari cokelat muda, cokelat tua hingga kehitaman karena pengaruh gula dan proses fermentasi pada pembuatanya.
Kue keranjang sarat perlambang kebaikan diantaranya kue yang disajikan dalam bentuk besar dengan ukuran tinggi menunjukan status sosial pemilik rumah. Hingga cara penyajian dilakukan dengan cara menumpuk beberapa kue agar kesan makmur menjadi bagian dari pemiliknya.
Bentuk bundar perlambang ikatan keluarga yang kuat dalam kondisi apapun. Tekstur kue padat memiliki makna persatuan dan kesatuan yang sulit untuk dipecah belah.
Rasa manis dari efek hangus karamel dengan aroma daun pisang sebagai pembungkus kue. Rasa manis diartikan sebagai keakraban serta pada masanya diartikan untuk mengakhiri segala penderitaan di musim dingin.
Kaya Rasa dan Bentuk
Kekinian, kue keranjang tampil dalam beragam warna menarik diantaranya merah, oranye, hijau hingga burgundy. Hadir dengan varian rasa seperti durian, matcha, keju, cokelat dan vanilla. Bentuknya pun kian menggemaskan, menyerupai ikan atau koin kuno! Dengan box mewah berlapis beludru atau satin.
Selain bisa langsung dinikmati, banyak yang mengolahnya menjadi beragam sajian seperti puding, dikukus dengan taburan kelapa keju, isian kulit risoles atau dijadikan campuran kue. (bud)
