WartaPenaNews, Jakarta — Chief Operations Officer Persija Jakarta M. Rafil Perdana menilai ucapan Vigit Waluyo yang menyatakan bahwa juara Liga 1 dan Liga 2 disetting telah melukai hati para pemain Persija dan the Jakmania. Pasalnya, sepanjang musim 2018, Persija telah mencurahkan segenap tenaga dan energinya untuk bekerja keras dalam memenangkan pertandingan demi pertandingan.
Khususnya untuk the Jakmania, bahkan rela mengeluarkan effort yang lebih karena pada musim lalu, Persija jarang sekali bermain di Jakarta sebagai tuan rumah. “Melihat fakta fakta tersebut, maka pernyataan yang diucapkan oleh Saudara Vigit adalah tendensius dan tidak berdasar. Kami berpendapat Saudara Vigit terkesan ingin mencari kambing hitam dan melakukan pembenaran atas kesalahan yang dia lakukan,†kata Rafli dalam keterangannya, Jumat (26/1/2019).
Vigit telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus match fixing. Usai dilakukan pemeriksaan, pria asal Sidoarjo itu mengakui pernah memberikan sejumlah uang kepada Komite Wasit PSSI agar timnya bisa menang. Dia menyebut PSSI menerima uang Rp25 juta setiap ingin mengamankan pertandingan. Uang itu diberikan langsung kepada anggota Komite Wasit, Nasrul Kuto.
Rafli menyebut, jika tuduhan Vigit terhadap Persija tidak berdasar dan bisa menimbulkan stigma negatif di masyarakat dan merugikan klub asal Jakarta tersebut.
Sementara pengacara Persija Jakarta Malik Bawazier mengatakan, peryataan Vigit Waluyo secara yuridis bisa dikwalifisir suatu dugaan tindak pidana fitnah, pencemaran nama baik dan atau tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ITE.
“Apabila dalam waktu dekat tidak ada permohonan maaf dan sekaligus koreksi dari saudara VW, maka Persija akan membuat langkah hukum yang tegas baik secara Pidana maupun Perdata dan terhadap pihak-pihak yang juga telah dengan secara sengaja dan atau tidak disengaja telah melakukan pemberitaan secara sepihak yang berisikan informasi yang bersifat fitnah,†kata Malik Bawazier dalam keterangannya persnya.
(isu/rob)
