WartaPenaNews, Jakarta– RS. Premier Bintaro merupakan bagian dari Ramsay Health care group mengadakan semiinar Orthopedi Anak bersama rekan-rekan media di Aula RS Premier Bintaro Tanggerang Selatan Kamis (19/9). Perkembang anak tentu harus dipenuhi dengan berbagai asupan gizi terbaik. Jangan sampai pertumbuhan anak secara fisik terganggu karena berbagai kelainan atau fungsi. Termasuk tulang anak yang sedang tumbuh pesat. Apalagi, jumlah dokter ortopedi anak di Indonesia masih minim.
“Pada saat ini baru ada 16 dokter spesialis ortopedi anak. Sehingga pelayanannya masih kurang. Karena sering dikerjakan oleh dokter ortopedi umum. Maka, pelayanan yang dilakukan pun tidak mendalam, tidak lengkap, tidak holistik, dan bahkan tidak sesuai dengan standar,†kata Patar P. Oppusunggu, dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan dalam Seminar yang membahas “Update Penanganan Kelainan Ortopedi pada Anak, Kamis (19/9/2019).
Diakuinya, ternyata sedikitnya jumlah dokter ortopedi anak tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Padahal kesempatan berkarier di bidang ini sangat besar. Karena jumlah kasus Congenital talipes equino-varus (CTEV) cukup besar. CTEV atau clubfoot (kaki pengkot) adalah kelainan bawaan kaki pada anak yang paling sering ditemui.
“Di Indonesia ada 4,8 juta bayi sehat setahun, dengan angka itu kasus CTEV yang kaki bengkok ada 4000 kasus, kasus Development Dysplasia of the Hip (DDH), kelainan bawaan yang biasanya akibat dibedong yang bisa menyebabkan tulang panggul geser dan tak tumbuh. Selain itu, ada 4.000 sampai 8.000 kasus, Cerebral Palsy (CP) lumpuh otak dari 8.000 sampai 12 ribu kasus, banyak sekali sebenarnya, yang tidak terdeteksi,†jelasnya.
Menurutnya, dari beberapa kasus kelainan tulang atau gangguan fungsi tulang pada anak, tentu akan menganggu masa bermain dan keceriaannya. Bahkan, kalau tak diatasi bisa mengakibatkan osteoporosis dini hingga kecacatan pada anak yang berdampak pada hilangnya kepercayaan diri.
“Ketidakpahaman masyarakat terhadap kelainan tulang dan fungsi tulang pada anak membuat kasus ortopedi anak tidak tertangani dengan baik.Padahal kelainan itu jika ditangani sejak dini, tindakan koreksi bisa dilakukan lebih maksimal.
Anak dengan kaki huruf O atau huruf X misalnya, sangat banyak yang tidak tertangani. Karena banyak orangtua beranggapan cacat seperti itu sebagai bawaan dan tidak bisa dikoreksi,†jelasnya.
Dia mengingatkan, agar orangtua lebih peka melihat proses tumbuh kembang anak balitanya. Pada rentang usia 0 hingga 1 tahun memang umumnya kaki bayi membentuk guruf O. Tetapi pada proses selanjutnya, huruf O pada kaki tersebut dengan sendirinya akan berkurang dan pada akhirnya hilang. Jika pada usia 2 tahun ternyata kaki anak cenderung membentuk huruf O atau bahkan X.
“Saya menyarankan agar orangtua segera menghubungi dokter ortopedi anak untuk pengobatan. Penanganannya bisa dilakukan dengan operasi tulang multi level dan jaringan lunak, terapi pengembangan syaraf, pemanjangan tumit, injeksi botox dan tindakan lainnya. Penanganan lebih dini, memiliki peluang keberhasilan lebih besar. Selain itu jenis tindakannya juga jauh lebih sederhana dan lebih murah,†tutupnya.
Salah satu pelayanan pada orthopedi center RS. Premier Bintaro adalah orthopedi anak, spesialis yang menangani problem kelainan-kelainan tulang pada anak tidak sama dengan orang dewasa pada umumnya. (boim)
