WartaPenaNews, Jakarta – Apa yang terbayang dalam ingatan Anda dengan Aksi 212, tahun 2016? Fenomenal, mengharu biru, membanggakan, atau berbagai ungkapan bijak lainnya yang senantiasa membangkitkan spirit?
Walau telah lama berlalu, ada banyak fakta seputar Aksi 212 yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Sri Wulandari dan Evieta Fadjar P, wartawan Aksikata.com berhasil menemukan sosok flamboyan yang ikut andil memberi warna damai pada Aksi 212.
Sayyid Abdul Qadir Thoha Ba’aqil atau akrab disapa dengan panggilan Habib, merupakan sosok masyarakat yang dikenal melalui pemikiran dan beragam upaya untuk merawat dan menjaga persatuan bangsa.
Kepada kedua srikandi senior yang dikenal memiliki kompentensi tinggi dalam dunia jurnalistik, Habib menceritakan banyak hal seputar perannya pada Aksi 212, serta beragam cara untuk merawat kebangsaan dan mencegah terjadinya disintergrasi bangsa.
Diharapkan, buku 212 Undercover, akan memberikan wawasan dan semangat baru kepada bangsa Indonesia, khususnya generasi milenial, dari seorang Habib yang sejatinya merupakan sosok yang bersahaja.
Salah satu halaman di buku 212 Undercover, menceritakan upaya Habib untuk mendatangkan presiden Joko Widodo pada Aksi 212.
Membayangkan kerumunan massa dalam jumlah besar, serta berbagai resiko yang bisa saja terjadi seperti kekhawatiran banyak orang, muncul pemikiran dan gagasan Habib agar negara hadir di tengah-tengah aksi akbar tersebut.
Gayung bersambut, ketika seorang kepala intelijen yang kemudian disalurkan melewati akses-aksesnya. Hasilnya, menjelang sholat Jum’at presiden Joko Widodo hadir di tengah massa mengikuti sholat Jum’at, dan selesai sholat presiden memberikan sambutan singkat.
Selain peran Habib di Aksi 212, ada banyak pemikiran dan pemahaman dari sosok Habib seputar wawasan kebangsaaan, kepedulian kepada Pancasila, UUD Negara Indonesia 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan RI yang bisa dipelajari dan dipraktekkan oleh masyarakat dan generasi milenial yang bisa dibaca pada buku 212 Undercover.
Pada launching dan bedah buku yang diselenggarakan di Gedung Juang 45 Menteng, selain dihadiri kedua penulis, hadir pula Ustadz Tawfiqur Rahim, anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kalimantan-Selatan, sekaligus menjabat sebagai sekretaris MUI Kal-Sel. Beliau merupakan tokoh yang menjembatani pertemuan Habib dengan Kabinda Kal-sel, Brigjen Hotman Sagala. Peristiwa ini pun tertulis di buku 212 Undercover. (Bud)