WARTAPENANEWS.COM – Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan operasi terbatas di Rafah untuk membunuh para pejuang dan membongkar infrastruktur yang digunakan oleh Hamas, yang menguasai Gaza.
Mereka memerintahkan warga sipil untuk pergi ke tempat yang mereka sebut sebagai zona kemanusiaan yang diperluas yang berjarak sekitar 20 km.
Di Jenewa, juru bicara kantor kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Jens Laerke mengatakan terjadi kepanikan dan keputusasaan yang mencengkeram masyarakat di Rafah.
Dia mengatakan warga sipil tidak punya cukup waktu untuk mempersiapkan evakuasi dan tidak ada rute perjalanan yang aman.
“Jalanan dipenuhi dengan persenjataan yang belum meledak, bom-bom besar yang berserakan di jalan. Ini tidak aman,” katanya.
Kritik terhadap perang Gaza telah mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk menekan Israel agar mengubah arah. AS, sekutu terdekat Israel dan pemasok senjata utama, telah menunda beberapa pengiriman senjata ke Israel selama dua minggu.
Gedung Putih dan Pentagon menolak berkomentar, tetapi ini akan menjadi penundaan pertama sejak pemerintahan Biden menawarkan dukungan penuhnya kepada Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Pejabat kesehatan mengatakan Abu Yousef Al-Najar, rumah sakit utama di Rafah, ditutup pada Selasa (7/5/2024) setelah pemboman besar-besaran di dekatnya menyebabkan staf medis dan sekitar 200 pasien melarikan diri.
“Mereka sudah gila. Tank-tank menembakkan peluru dan bom asap menutupi langit,” kata Emad Joudat, 55 tahun, warga Kota Gaza yang mengungsi di Rafah, dikutip Reuters.
“Saya sekarang serius berpikir untuk menuju ke utara, mungkin ke wilayah tengah Gaza. Jika mereka bergerak lebih jauh ke Rafah, itu akan menjadi pusat pembantaian,” lanjutnya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Banyak dari mereka yang berada di Rafah sebelumnya mengungsi dari wilayah lain di Gaza menyusul perintah Israel untuk mengungsi dari sana.
Banyak keluarga yang berdesakan di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara, menderita kekurangan makanan, air, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.
PBB dan badan-badan bantuan internasional lainnya mengatakan penutupan dua penyeberangan ke Gaza selatan yakni Rafah dan Kerem Shalom yang dikuasai Israel telah memutus wilayah kantong tersebut dari bantuan luar dan sangat sedikit toko yang tersedia di dalamnya.
Sumber Bulan Sabit Merah di Mesir mengatakan pengiriman telah dihentikan sepenuhnya. “Penyeberangan ini adalah jalur penyelamat. Penyeberangan ini harus dibuka kembali tanpa penundaan,” kata Philippe Lazzarini, kepala badan bantuan PBB UNRWA, pada X. (mus)