27 April 2024 - 07:58 7:58

Riset Standard Chartered: Investasi ke Indonesia dan Negara Berkembang Tidak Ditingkatkan

WartaPenaNews, Jakarta -  Penelitian terbaru dari Standard Chartered mengungkapkan bahwa meskipun diminati
oleh perusahaan investasi terkemuka dunia, Indonesia tidak mendapatkan investasi yang dibutuhkan untuk membantu
dunia dalam pemenuhan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) PBB.

The $50 Trillion Question menyelidiki bagaimana beberapa manajer aset terbesar di dunia – dengan gabungan aset
dalam kelolaan (AUM) sebesar 50 triliun Dolar AS – berinvestasi pada saat kritis ini untuk ekonomi global dan
lingkungan.

Ada kekurangan besar dalam investasi di negara berkembang
Penelitian, yang dilakukan melalui survei antara Juli dan Agustus 2020, menunjukkan bahwa hampir dua pertiga (64
%) AUM diinvestasikan di pasar negara maju di Eropa dan Amerika Utara. 22% investasi ada di Asia, yang juga
mencakup beberapa pasar maju di kawasan tersebut. Hanya 2% aset diinvestasikan di Timur Tengah, 3% di Afrika

dan 5% di Amerika Selatan.
Proporsi investasi tersebut cukup kontras dengan 88% investor yang mengatakan bahwa investasi di negara
berkembang telah menyamai atau mengungguli negara maju selama tiga tahun terakhir. Selain itu, COVID-19 mungkin
mempersulit negara berkembang untuk mendapatkan investasi yang mereka butuhkan. Sekitar 70 persen investor
percaya pandemi telah memperlebar kesenjangan modal lebih jauh.

Di antara negara-negara berkembang di dunia, Indonesia adalah pilihan populer dengan 43% perusahaan investasi
dunia mencantumkannya sebagai salah satu pasar prioritas mereka. Angka tersebut yang meningkat menjadi 60% di
kelompok perusahaan-perusahaan investasi dengan pertumbuhan AUM setidaknya 5%. investor
Andrew Chia, CEO Standard Chartered Bank Indonesia, mengatakan bahwa, ““Riset The $50 Trillion Question
membuktikan bahwa investor perlu memperluas fokus mereka di luar negara maju. Indonesia, dan negara berkembang
lainnya menawarkan peluang unik kepada investor: pengembalian yang kuat dikombinasikan dengan peluang untuk
mendapatkan dampak positif yang signifikan. Sekaranglah waktunya untuk meraih peluang yang ada.”

Risiko yang ditimbulkan oleh pasar negara berkembang disebutkan sebagai penghalang utama investasi. Lebih dari
dua pertiga investor percaya pasar negara berkembang berisiko tinggi, dibandingkan dengan 42 persen yang percaya
hal yang sama untuk pasar maju.

Investasi terkait SDG tidak cukup
Penelitian menunjukkan adanya fokus yang meningkat terhadap keberlanjutan, dengan 81% perusahaan investasi
sekarang mengambil pendekatan yang taat terhadap investasi lingkungan, sosial dan tata kelola. Namun, ini tidak
berarti investasi tersebut ada di sektor SDG. Hanya 13% dari aset yang dikelola oleh responden survei ditujukan
untuk investasi terkait SDG.

Sekitar 55% mengklaim bahwa SDG tidak relevan dengan investasi umum/mainstream dan 47% mengatakan bahwa
investasi dalam SDG terlalu sulit untuk diukur. Namun demikian, seperlima investor mengakui bahwa mereka tidak
mengetahui tentang SDG.
Responden juga menyebutkan lima faktor utama yang dapat memacu lebih banyak investasi SDG, yaitu: perubahan
peraturan, perlakuan pajak yang menguntungkan, bukti pengembalian yang lebih tinggi, data yang lebih baik untuk
mengukur dampak, dan peningkatan permintaan dari investor ritel.

Apa saja perangkat dan insentif untuk mendorong investasi SDG?
Peraturan yang mendorong produk-produk terkait SDG 74%
Perlakuan pajak yang menguntungkan untuk investasi terkait SDG 63%
Lebih banyak bukti bahwa investasi di SDG tidak akan berakhir ke performa rendah 63%
Lebih banyak data untuk mengukur dampak investasi SDG 53%
Investor ritel menginginkan investasi bertema SDG 53%
Simon Cooper, CEO, Corporate, Commercial and Institutional Banking, Standard Chartered mengatakan,

“Banyak kemajuan telah dibuat dalam beberapa tahun terakhir untuk merealisasikan SDG, tetapi studi ini memperjelas
perlunya untuk bergerak lebih cepat. Perlu adanya lonjakan besar, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam
investasi sektor swasta – di samping investasi publik serta komitmen – untuk dapat menjembatani kesenjangan dan
mencapai target SDG 2030.

PUBLIC

Studi The $50 Triliun Question merupakan kelanjutan dari studi Opportunity2030: The Standard Chartered SDG
Investment Map yang pertama kali mengungkapkan peluang multi triliun dolar bagi investor sektor swasta untuk
membantu mencapai SDG di pasar negara berkembang. Laporan lengkap The $50 Triliun Question dari Standard
Chartered (cim)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
26 April 2024 - 18:53
Sharp Indonesia Umumkan Pemenang Program Sharp Lovers Day-Sharp Fiestapora

WARTAPENANEWS.COM –  Kampanye penjualan besutan Sharp Indonesia bertajuk Sharp Lovers Day – Fiestapora telah berakhir akhir Maret 2024 lalu. Sukses dilaksanakan sejak tujuh tahun silam, Sharp Lovers Day hadir guna

01
|
26 April 2024 - 12:10
Usai Dicekoki Ekstasi & Sabu, Remaja di Hotel Senopati Meregang Nyawa

WARTAPENANEWS.COM – Polisi menyebut remaja berusia 16 tahun yang tewas di salah satu hotel kawasan Senopati, Jakarta Selatan, sempat dicekoki beberapa jenis narkoba. "Baik korban yang meninggal atau pun hidup,

02
|
26 April 2024 - 11:12
Imbas Kebrutalan Israel, Begini Suasana Kota Hantu di Palestina

WARTAPENANEWS.COM – Belum ada tanda tanda kapan Israel akan menghentikan kekejaman yang mereka lakukan di tanah Palestina. Mereka tidak saja menghilangkan puluhan ribu nyawa, menghancurkan gedung, membatasi ibadah umat Islam

03