8 May 2024 - 20:22 20:22

Wow, Polisi Ini Jadi Guru Besar di Universitas Muhammadiyah

UMSU mengukuhan Irjen Polisi Dadang Hartanto SIK M.Si sebagai guru besar (profesor) bidang Ilmu Administrasi Publik. Foto: PP Muhammadiyah

IPOL.ID – Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) resmi mengukuhan Irjen Polisi Dadang Hartanto sebagai guru besar (profesor) bidang Ilmu Administrasi Publik, Sabtu (27/5).

Pengukuhan dihadiri oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo serta berbagai tokoh nasional.

Dikukuhkannya Dadang Hartanto lewat sidang senat terbuka yang dipimpin oleh Rektor UMSU Prof Agussani MAP menjadikan dirinya sebagai guru besar ke-12 UMSU, sekaligus guru besar ke-241 Muhammadiyah.

Haedar Nashir menyampaikan tahniah atas capaian Prof. Dadang Hartanto yang diperoleh lewat proses pendidikan yang tertib dan seksama.

“Betul-betul lewat perjuangan dan tidak instan. Ini yang paling penting,” pujinya.

Haedar lalu berpesan bahwa menjadi guru besar berarti harus menaikkan tingkat menjadi kaum intelegensia dengan empat tanggung jawab kebangsaannya.

Pertama adalah peran moral. Bagaimana peran akademik dapat terus menjadi kekuatan yang membangun karakter, integritas, moralitas, dan etika warga bangsa serta para elitnya di negeri ini.

Guru besar kata Haedar harus mampu mengolah tiga modal nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk teraktualisasi menjadi keadaban publik. Tiga hal itu antara lain adalah nilai Pancasila sebagai dasar negara, nilai agama yang telah hidup di tubuh bangsa selama berabad-abad, dan nilai kebudayaan luhur yang hidup di setiap daerah dan berakumulasi menjadi kebudayaan nasional.

“Nah potensi nilai luhur itu harus terus didorong, dikapitalisasi dan diciptakan eksosistemnya. Nah peran kaum akademik adalah terus mentransfer nilai-nilai moralitas itu agar jadi moralitas publik. Menanamkan kepercayaan, amanah, etika, dan segala (standar) baik-buruk, benar-salah, pantas-tidak pantas,” ujarnya.

Kedua, peran guru besar disebut Haedar memiliki tugas mencerdaskan kehidupan bangsa. Tanggung jawab ini kata dia perlu dipacu mengingat daya saing manusia Indonesia masih terpuruk di posisi enam di tingkat Asia Tenggara.

“Dan ini memerlukan usaha optimalisasi dan akselerasi dari seluruh lembaga pandidikan kita. Kampus harus jadi pusat untuk terus mentransfer nilai-nilai pencerdasan. Banyak anak-anak bangsa kita yang potensial, tapi perlu ekosistem dan sistem untuk menjadi sesuai cita-cita para pendiri bangsa, yaitu anak yang cerdas, mampu mencerdaskan kehidupan bangsanya,” kata Haedar.

Ketiga, tanggungjawab guru besar adalah dalam peran sosial. Di masa disrupsi seperti saat ini, guru besar harus menjadi teladan yang kokoh dan objektif dalam menjaga serta membimbing masyarakat untuk menghidupkan nilai-nilai baik-buruk, benar-salah, dan pantas-tidak pantas sebagaimana adanya.

“Kita juga harus terus dengan kesabaran, kesungguhan untuk mengajak, melatih dan memberi teladan lewat proses pencerdasan akal budi dan warga bangsa. Saya yakin gerakan ini harus jadi tanggungjawab kolektif kita termasuk bagi ormas-ormas keagamaan,” tuturnya.

Keempat, guru besar harus berperan dalam upaya mentransformasi kehidupan kebangsaan. Potensi yang dimiliki baik dari segi SDA maupun SDM kata Haedar harus menjadi perhatian para guru besar untuk mentransformasikannya secara akseleratif dan progresif.

“Maka dunia pendidikan perlu terkoneksi dengan seluruh institusi negara dan komponen bangsa untuk jadi pilar strategis memajukan Indonesia yang dalam diksi Muhammadiyah itu satu paket, Memajukan Indonesia Dan Mencerahkan Semesta,” jelasnya.

Pengukuhan Prof Dadang Hartanto juga ditandai dengan orasi  dengan judul ”Good Governance Berbasis Learning Organization di Era Vuca“. Setelah itu dilakukan penyematan lencana guru besar UMSU oleh Rektor. (ahmad)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
8 May 2024 - 14:16
Soal Pelat Polri Fortuner yang Tabrakan di Tol MBZ Berubah Putih, Begini Kata Polisi

WARTAPENANEWS.COM – Ramai di media sosial soal mobil Toyota Fortuner berpelat nomor Polri --yang kecelakaan Tol MBZ-- berubah menjadi pelat sipil berwarna putih. Kasat Lantas Polres Metro Bekasi Kota, AKBP

01
|
8 May 2024 - 13:31
Saat Latihan Silat, Mahasiswa di Sleman Tewas

WARTAPENANEWS.COM –  Polresta Sleman menampilkan AF (22) pelatih silat yang tewaskan seorang mahasiswa Institut Pertanian Stiper Yogyakarta (Instiper Yogya). Korban yang berinisial IKK meninggal dunia selang beberapa hari setelah latihan

02
|
8 May 2024 - 13:10
Usai Konsumsi Makanan Pencegah Stunting, 42 Balita di Majene Keracunan

WARTAPENANEWS.COM –  Sebanyak 42 balita di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), mengalami keracunan usai mengonsumsi pemberian makanan tambahan (PMT) dari program pencegahan stunting dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.

03