WartaPenaNews, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto malas menyikapi masalah pro serta kontra kehadiran serta pemakaian vape atau rokok elektrik di Indonesia. Vape didapati mulai dilarang di beberapa negara.
Dia akui belum ingin masuk ke ketidaksamaan sikap, apa vape beresiko ataukah tidak. Tetapi, Menkes Terawan akan memuat inspirasi serta laporan kedua pihak.
“Kita lihat saja telah, gelinding semua. Kelak kita memuat dari semua susunan warga, apa yang mereka kehendaki. Jangan justru menjustifikasi suatu hal untuk hal yang belum jelas,” katanya.
Pro serta kontra masalah vape ini lebih pada bagian kesehatan. Menkes Terawan akui tidak mau secepatnya berpihak satu diantara tim sebelum terdapatnya pendalaman permasalahan itu.
Menurut dia, tidak baik bila suatu hal langsung dijustifikasi sesaat belumlah ada laporan yang dalam apa vape itu beresiko ataukah tidak. “Jangan komentarilah. Kelak salah ,” tutur ia.
Vape terhitung produk tembakau pilihan. Kementerian Kesehatan, kata Terawan Agus Putranto, belumlah ada gagasan untuk lakukan riset dalam berkaitan efek kesehatannya.
Ditambah lagi sekarang belumlah ada ketentuan perundang-undangan yang mengendalikan detil berkaitan dengan masalah ini. “Tidak ingin saya terjebak suatu hal di luar ketentuan perundang-undangan,” tegas Menkes Terawan.
Jadi info, vape atau rokok elektrik memang tidak “membakar” seperti rokok konvensional, tapi memanaskan cairan sampai membuahkan uap yang bisa dihirup.
Berdasar studi, ada seputar 7.000 zat yang ada dalam rokok tembakau tidak terdapat dalam uap rokok elektrik itu.
India jadi negara paling baru yang melarang import, penjualan, produksi serta iklan vape, dengan fakta prihatin spesial mengenai generasi muda.
Sedang tetangga Indonesia, Filipina, sedang menggodok ketentuan itu. Vape juga dilarang di sejumlah negara seperti Brasil, Singapura, Thailand, dan Negara Sisi Massachusetts, Amerika Serikat (AS). (mus)
